Sabtu, 11 Juni 2016

Headlines News :

Informasi Kesehatan Ibu dan Anak - Tips Mengajari Anak Mengatasi Frustasi dalam Hidupnya

Syukur dengan Kehadiran Buah Hati 

Betapa bahagianya kita jika telah diberi amanah buah hati yang lucu dan menggemaskan. Semoga dengan kehadiran buah hati ini akan menghantarkan kita ke surga-Nya Allah SWT. Aamiiin Ya Allah. Pada edisi Informasi Kesehatan Ibu dan Anak kali ini, kita akan mendengar pencerahan dari Ibu Elly Risman seorang Senior Psikolog dan Konsultan UI.

www.indonesia-sehat.com

Kita tidak pernah tahu, anak kita akan terlempar ke bagian bumi Allah yang mana nanti, maka izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri.  Risau kah kita akan banyak kejadian saat ini terutama yang menimpa Vincentius Billy seorang mahasiswa di Universitas ternama tanah air yang ditemukan gantung diri di kamar kosnya. Dia lakukan perbuatan itu karena depresi nilainya anjlok.

Maka renungkan oleh kita bersama-sama.

Jangan memainkan semua peranmu Ayah Bunda

jadi ibu,
jadi koki,
jadi tukang cuci,

jadi ayah,
jadi supir,
jadi tukang ledeng,

Anda bukan anggota Tim SAR
Anak Anda tidak dalam keadaan bahaya.
Tidak ada sinyal SOS !*
Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya.

Contoh :
Anak mengeluh karena mainan puzzlenya tidak bisa nyambung menjadi satu,
"Sini.....Ayah bantu!"

Tutup botol minum sedikit susah dibuka,
"Sini......Mama saja yang bukakan!"

Tali sepatu sulit diikat
"Sini.....Mama ikatkan ya!"

Kecipratan sedikit minyak
"Sudah sini, Mama saja yang masak!"

Kapan anaknya bisa???

Kala bala bantuan muncul tanpa adanya bencana
"Apa yang terjadi jika bencana benar-benar datang?"

Berikan kesempatan anak-anak untuk menemukan solusi mereka sendiri.

Kesehatan secara psikologis ini memberikan sekedar informasi bahwa kemampuan menangani stress, menyelesaikan masalah dan mencari solusi merupakan keterampilan / skill yang wajib dimiliki.
Dan skill itu harus dilatih untuk bisa terampil.
Skill itu tidak akan muncul begitu saja hanya dengan ucapan Sim salabim!
Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa berdampak sampai puluhan tahun ke depan.
Bukan saja bisa membuat seseorang lulus sekolah tinggi, tapi juga harus melewati ujian badai pernikahan dan kehidupannya kelak.
Tampaknya sepele sekarang...
Secara sepele kita berfikir apalah salahnya kita bantu anak?
Tapi jika anda segera bergegas menyelamatkannya dari segala kesulitan yang dialaminya, dia akan menjadi ringkih dan mudah layu serta mudah menyerah.

Sakit sedikit akan mengeluh
Berkelahi sedikit akan minta cerai
Masalah sedikit akan gila
Masalah sepele frustasi
Padahal banyak orang di luar sana yang gigih dalam menghadapi kehidupannya walaupun pahit sekalipun.

Hindari menonton film-film yang sangat membuai terlalu banyak,

Jika Anda menghabiskan banyak waktu,perhatian, dan uang untuk IQ nya, akan habiskan pula hal yang sama untuk AQ nya.

Apakah AQ itu?

ADVERSITY QUOTIENT

Menurut Paul G. Stoltz, ADVERSITY QUOTIENT adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan  dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami. Bukankah kecerdasan ini lebih penting daripada IQ untuk menghadapi masalah sehari-hari?
Perasaan mampu melewati ujian itu luar biasa nikmatnya. Bisa menyelesaikan masalah mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit, membuat diri semakin percaya bahwa meminta tolong hanya dilakukan ketika kita benar-benar tidak sanggup lagi, dan tentunya kita sudah berusaha terlebih dahulu untuk mengatasinya.

So, izinkanlah anak Anda melewati kesulitan hidup...
Tidak masalah anak mengalami sedikit luka, sedikit menangis, sedikit kecewa, sedikit telat, dan sedikit kehujanan. Tahan lidah, tangan dan hati dari memberikan bantuan. Ajari mereka menangani frustasi (masalahnya) sendiri dengan arahan yang benar.

Kalau kita selalu menjadi Ibu Peri atau Guardian Angel bagi dirinya 
"Apa yang akan terjadi jika Kita tidak bernafas lagi esok hari?" Bisa-bisa anak kita ikut mati. Sulit memang untuk tidak mengintervensi, ketika melihat mereka susah, sakit atau perih. Apalagi menjadi orangtua, insting pertama adalah melindungi. 
Jadi melatih ADVERSITY QUOTIENT ini adalah ujian kita sendiri juga sebagai orangtua.

Tapi sadarilah, hidup tidaklah mudah, masalah akan selalu ada.
Dan mereka harus selalu bisa bertahan "hang on" dari kesulitan yang ada. Mereka harus mampu melewati badai, hujan, dan kesulitan yang kadang tidak bisa dihindari.

Peranan ADVERSITY QUOTIENT dalam kehidupan


ADVERSITY QUOTIENT ini lebih dikenal dengan bagaimana kesiapan kita dalam menghadapi tantangan yang cukup berpengaruh dalam kehidupan. Bagaimana seseorang akan sukses jika dia tidak mampu menghadapi tantangan hidup walaupun memiliki IQ tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan meningkatkan ADVERSITY QUOTIENT adalah :

1. Optimis dalam menghadapi sebuah persaingan hidup

 Orang yang selalu optimis dalam hidupnya tentunya akan sukses. Sebagaimana dalam Al Quran surat Az-Zumar ayat 53 yang mengungkapkan ,"Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

2. Kreatif dalam menghadapi Kesulitan Hidup

Manusia diberi akal oleh Allah. Tentunya kreativitas yang muncul dalam keputusasaan akan semakin membuatnya bertahan dalam menghadapi sulitnya kehidupan. Rugilah orang yang langsung berputus asa jika diberi sedikit masalah dalam hidupnya. Yakinlah Allah selalu menolong hamba-Nya mengatasi masalah hidupnya. Sesuai janji Allah bahwa di balik kesulitan itu pasti ada jalan keluar yang begitu dekat.

3. Motivasi yang tinggi

Kemampuan dan keberhasilan dalam mengatasi masalah kehidupan diiringi dengan motivasi yang tinggi. Tanpa motivasi yang tinggi untuk keluar dari masalah hidupnya tidak akan membuat seseorang bertahan mengatasi permasalahannya.

4. Mampu Mengambil Resiko

Respon kita terhadap sebuah kesulitan dengan kesabaran yang tinggi akan membuat permasalahan terasa ringan. Seseorang yang berani mengambil sebuah resiko untuk menghadapi masalah hidupnya, dialah yang beruntung. Dia bisa dikatakan memiliki AQ yang tinggi.

5. Perbaiki Diri (Instrospeksi Diri)

Dengan kesadaran diri akan kesalahannya, mampu membuat masalah terasa ringan. Dan orang yang mampu memperbaiki kesalahannya akan membuat hidupnya menjadi lebih baik. Jika kita termasuk point ini berarti AQ kita sudah cukup baik bahkan bisa lebih tinggi.  Namun jika kita tetap percaya diri dengan kesalahan yang kita buat rugilah kita.


6. Selalu Belajar dalam Hidup

Jika anak-anak atau kita sekalipun dengan  respon yang pesimistis terhadap kesulitan hidup, itu berarti kita tidak akan banyak belajar dari kesalahan yang ada dan kurang sukses dalam menghadapi masa depan. Yuk kita sama-sama belajar menjadi orangtua dan menjadikan anak dan diri kita sendiri menjadi pribadi yang memiliki pola berfikir yang lebih optimis untuk selalu terbuka menerima ilmu baru.


Selamat merenung sobat blogger.
Titip salam untuk anak-anak tercinta.

Artikel Lainnya :
1.Informasi Kesehatan - Tips dan Trik Mengetahui Dominasi Otak Kita dalam Berkarya
2.Informasi Kesehatan Anak - Tips dan Trik Anak Semakin Cerdas dan Hebat

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi :
Triani Mustika
email : triani0409@gmail.com
facebook fanpage :
https://www.facebook.com/pages/Indonesia-Sehat