Jumat, 10 April 2015

Headlines News :

Tips Kesehatan Anak - Anak Penderita Asma Bisakah Berprestasi?

Anak Penderita Asma Bisakah Berprestasi?

     Banyak orangtua belum memahami asma secara jelas. Akhirnya mereka cemas akan masa depan si anak. Padahal meski tidak bisa disembuhkan, bila ditangani dengan benar, anak penderita asma bisa berprestasi. Jadi kesehatan anak penyandang asma sebenarnya bisa baik bila ditangani dengan benar.

Tips-Kesehatan-Anak-Anak-Penderita-Asma-Bisa-Berprestasi-www.indonesia-sehat.com



     Di Negeri Paman Sam, banyak penderita asma yang sukses. Presiden ke-35 Amerika Serikat, John F. Kennedy adalah penyandang asma. Pun para selebritis Hollywood, seperti Martin Scorsese, Sharon Stone,Elizabeth Taylor. Bahkan “si nafas panjang” musisi Kenny G, Jackie-Joyner Kersee (Cabang Atletik), Dennis Rodman (Cabang Bola Basket), dan Amy Can Dyken (Perenang) adalah para penyandang asma. Di tingkat lokal pun Sherina Munaf, seorang artis yang berbakat penderita gangguan ini. Sudah banyak terlihat kan prestasi mereka.  Kesehatan mereka bisa terjaga dengan baik sehingga tidak menghalangi untuk memiliki kemampuan lebih dan berprestasi.

Sangat Mungkin Berprestasi

   Masih banyak orangtua yang belum paham dari A sampai Z tentang asma. Prestasi yang bisa diperoleh sosok-sosok di atas, sebenarnya karena gangguan mereka ditangani dengan benar sehingga kesehatan mereka tetap terjaga. Tak mungkin mereka berprestasi jika gangguan asmanya tak dikendalikan sejak dini. Mengapa dikendalikan? Karena penyandang asma memang tidak bisa disembuhkan. Asma lebih bersifat seperti gangguan, karena ia bisa datang dan hilang dengan sendirinya. Kata-kata “sembuh” pada asma tidak bisa disamakan dengan penyakit lain yang bisa sembuh dengan obat antibiotik.
     Menurut Dr. Bambang Supriyatno,Sp.A (K) dari RSCM Jakarta, bila penanganan kesehatan, pengobatan, dan penghindaran terhadap alergennya bagus sekitar 80 % penyandang asma pada anak akan sembuh pada usia akil balig. Sementara 20% penyandang asma dapat berlanjut hingga dewasa. Asma juga bisa sembuh tanpa pengobatan. Bila anak usia 5-6 tahun terkena asma dengan sedikit keluhan, biasanya pada usia 11-12 tahun gangguannya akan hilang dengan sendirinya. Namun menurut Dr Bambang bila keluhannya muncul setiap bulan (batuk dan sesak), asmanya harus dikendalikan. Caranya dengan menghindari faktor yang diduga sebagai alergen atau pencetus asma yang bersifat eksternal. Dan pengobatannya, memakan waktu lama dengan menggunakan obat-obat inhaler (semprot) maupun kombinasi pengobatan lainnya. Tindakan ini terus dilakukan sampai anak dewasa.
     Jadi anak penyandang asma sangat mungkin berprestasi. “Boleh percaya atau tidak, sebagian besar dokter anak spesialis paru di RSCM adalah penderita asma,” tutur Dr. Bambang.

Bantulah Anak Menghadapi Asma

  • Jangan bedakan perlakuan, apalagi mengucilkannya
  • Bantu anak penyandang asma untuk bisa berprestasi. Biarkan ia main dan beraktivitas dengan bebas.
  • Bila anak suka olahraga, ajaklah ia berenang. Olahraga renang sangat dianjurkan karena tidak ada faktor eksternalnya. Posisi saluran nafas dan paru berada dalam posisi horisontal.
  • Buatlah lingkungan kondusif di dalam rumah. Ciptakan kamar tidur yang bebas debu, gunakan kasur busa, dan tidak ada  yang merokok di dalam rumah.
  • Cucilah gorden 2 minggu sekali, sementara untuk seprai, selimut, dan sarung bantal dicuci seminggu sekali.
  • Hindari penggunaan karpet, obat nyamuk, dan minimalkan jumlah buku dan mainan di dalam kamar anak supaya terbebas dari debu

Faktor alergen : Indoor dan Outdoor

    Penyebab asma tidak diketahui secara pasti. “Seseorang yang punya bakat alergi mudah mendapatkan gejala asma bila ada faktor resiko,” tambah Dr. Bambang. Faktor resiko itu ada dua : genetik dan lingkungan. Faktor genetik, biasanya ada riwayat alergi pada orangtuanya. Bila salah satu orangtuanya alergi, resiko anak terkena asma 20-40%, tetapi kalau kedua orangtuanya menderita alergi, hampir 70% asma akan menurun ke anak. Faktor lingkungan bisa berupa udara yang diisap yang sangat berperan sebagai alergen. Alergen itu bisa berasal dari polusi di dalam rumah (indoor) atau di luar rumah (outdoor). Jenis indoor bisa berupa asap rokok atau debu rumah. Bisa juga karena tungau rumah yang hidup di sofa atau karpet. Bahan makanan tertentu, seperti coklat,vetsin, atau zat pewarna juga bisa menimbulkan rangsangan asma. Sedangkan alergen outsoor seperti seseorang yang hidup di lingkungan pabrik atau tempat pembuangan sampah.
     Gejala awal biasanya didahului dengan sesak nafas atau bising mengi. Setelah itu penyandang asma akan merasa dadanya menyempit. Gangguan asma bisa juga datang bila sebelumnya anak pernah mengalami gejala bronchiolitis. Gejalanya hampir sama, namun disertai demam dan batuk. Pada kondisi ini, kemunculan asma belum bisa ditentukan. Biasanya puncak asma muncul saat anak berumur 5-6 tahun dan akan menurun sejalan dengan makin bertambahnya umur. Bila ingin terus terhindar dari serangan asma, ajarkan anak untuk hidup sehat dan terus mengontrol asmanya. Maka kesehatan anak penyandang gangguan ini akan tetap terjamin sehat dan terhindar dari serangan mendadak asma yang pasti akan menghambat anak aktif bergerak.


Artikel Lainnya :
1. Kesehatan Tubuh – Mengenal Alergi
2. Tips Kesehatan - Tanya Jawab Tentang Asma

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi :
Triani Mustika
email : triani0409@gmail.com
facebook fanpage :
https://www.facebook.com/pages/Indonesia-Sehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar