Minggu, 24 Mei 2015

Headlines News :

Cara Mengatasi Anak yang Mulai Kritis terhadap Segala Hal

Kritiskah Anak Bunda?


Cara Mengatasi Anak yang Mulai Kritis terhadap Segala Hal

     Apa kabar Bunda? Mudah-mudahan Bunda dan keluarga sehat selalu ya. Kali ini Informasi Kesehatan yang akan kita bahas sama-sama adalah mengenai Anak Usia Prasekolah dan Usia Sekolah yang mulai kritis.

Cara-mengatasi-anak-kritis-www.Indonesia-sehat.com


        Sikap kritis itu menandakan anak mampu berfikir independen (mandiri) dan kreatif, di samping ini bisa menunjukkan kecerdasannya. Artinya, punya keberanian bersikap. Misalnya, mengkritik sang Ayah yang sering marah-marah sepulang kerja.
     Anak kritis adalah anak yang mampu mengembangkan potensi dirinya secara baik. Dengan bersikap kritis, berarti ia siap menerima imbal balik dari orang tuanya. Bisa saja, kan, orang tuanya balik marah? Sehingga ia tahu akan dapat reaksi semacam itu, anak biasanya memilih aman, tak buka suara. Anak yang takut adalah anak yang belum punya percaya diri.

Peran Besar Lingkungan Sekitar

     Agar anak bersikap kritis, pendidikan di lingkungan keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Suasana yang demokratis, mau menerima perbedaan pendapat, adalah pupuk ampuh untuk menyuburkan sikap kritis. Anak yang seperti ini tidak akan muncul jika orang tua bergaya otoriter dan merasa dirinya paling benar.
     Banyak hal yang biasanya dikritisi anak. Mulai sikap orang tuanya yang suka marah-marah,pulang kerja selalu telat, tidak menepati janji, dan banyak lagi. Sikap kritis juga tak hanya diperlihatkan di lingkungan rumah, tapi juga di luar rumah. Pokoknya semua hal yang menyangkut nilai yang dianggap berharga bagi anak.

Batasan Anak Bersikap Kritis

     Namun demikian sikap kritis juga  harus ada batasnya. Jika berlebihan, anak justru cenderung tumbuh jadi orang yang kerjanya cuma mengkritik saja tanpa melihat kelemahan dirinya. Anak yang seperti ini perlu dibantu dengan membangun self-critical (mengkritik dirinya sendiri), melihat kelemahan-kelemahannya. Arahan orang tua, apa pun juga, tetap diperlukan agar anak tidak kebablasan.
   Begitu pula jika anak cenderung tak mau menyampaikan kritiknya langsung pada yang bersangkutan, melainkan hanya lewat perantara. Misalnya, mau mengkritik sang Ayah, tapi lewat Bundanya dengan harapan Bundanya akan menyampaikan pada sang Ayah. Sebaiknya, anak diajarkan supaya berani mengemukakan pandangannya langsung ke orang yang dituju. Memang, kadang anak tidak mau. Tapi bila orang tua menyemangati dan mengarahkan dengan benar, ia akan terbiasa melakukannya.
    So, Bunda selamat menghadapi anakBunda yang mulai kritis terhadap segala hal. Mudah-mudahan kelak anak-anak Bunda dan kita semua menjadi anak-anak sholeh-sholehah, berguna bagi agama,sesamanya dan bangsanya sendiri. Aamiiin.


Artikel Lainnya :
1. Cara Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Anak
2. Tips Kesehatan Wanita dan Anak - Mencerdaskan Anak dengan Mendongeng

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi :
Triani Mustika
email : triani0409@gmail.com
facebook fanpage :
https://www.facebook.com/pages/Indonesia-Sehat

1 komentar: