Sabtu, 06 Desember 2014

Headlines News :

Tips Kesehatan - Tanya Jawab Tentang Asma

Apa sih Asma itu??

Asma adalah salah satu gangguan kesehatan pernafasan karena peradangan saluran pernapasan (bronchus), maka semua bentuk asma berhubungan dengan respons peradangan selaput lendir terhadap zat yang menyebabkan peradangan tadi. Bisa dari luar tubuh, maupun dari tubuh sendiri. Biasanya asma akan sembuh sendiri bahkan bisa pula terjadi, cenderung makin lama makin berat. Cara pengelolaan terbaik adalah dengan pengobatan atau pencegahan.


Mari kita simak tanya jawab pasien dengan dokternya seputar gangguan kesehatan pernafasan ini:

1. Bagaimana dengan pengobatan asma?

Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan. Agonis reseptor beta adrenergik merupakan obat  terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga.  

2. Pengobatan asma dalam bentuk seperti apa?

Obat asma bisa berupa tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator (obat asma reaksi cepat, yaitu obat yang dapat melebarkan saluran napas) akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara sehingga kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat. Obat telan dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan kerjanya cenderung lebih lambat.

3. Adakah bronkodilator lainnya?

Ada, jenis lainnya berupa theophylline. Obat jenis ini biasanya diberikan per-oral (ditelan) tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah). Pada dosis yang lebih besar, penderita asma bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (gangguan kesehatan berupa kecemasan dan ketakutan), muntah dan kejang.
Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala asma. Jika digunakan dalam jangka panjang,secara bertahap corticosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.

4. Apakah efek penggunaan obat tablet atau suntikan corticosteroid?

Efek penggunaan suntikan corticosteroid jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan berupa terhambatnya proses penyembuhan luka, terhambatnya pertumbuhan anak-anak, hilangnya kalsium dari tulang, pendarahan lambung, katarak premature, peningkatan kadar gula darah, penambahan berat badan, kelaparan dan kelainan mental.

5. Adakah jangka waktu yang tepat penggunaan suntikan obat pereda asma?

Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi gangguan kesehatan berupa serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler corticosteroid karena dengan inhaler, obaya yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya. 
Corticosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma.
Cromolin dan nedocromil diduga bisa mencegah terjadinya serangan asma bukan untuk mengobati serangan.  Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olahraga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala.

6. Bagaimana pengobatan untuk serangan asma yang datang secara mendadak?

Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk membuka saluran pernapasan. Obat yang digunakan untuk mencegah juga digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda. Pengobatan asma bisa dengan inhaler (obat hirup) atau sebagai nebulizer (untuk sesak napas yang sangat panjang). Nebulizer mengarahkan udara atau oksigen di bawah tekanan melalui suatu larutan obat sehingga menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita. Selain itu, pengobatan asma juga bisa dengan memberikan suntikan epinephrine atau terbutaline di bawah kulit dan aminophylline (sejenis theophylline) melalui infus intravena.
Penderita asma yang mengalami gangguan kesehatan berupa serangan hebat dan tidak menunjukkan perbaikan terhadap pengobatan lainnya, bisa mendapatkan suntikan corticosteroid, biasanya secara intravena (melalui pembuluh darah).
Pada serangan asma yang berat biasanya kadar oksigen darahnya rendah sehingga diberikan tambahan oksigen. Jika terjadi dehidrasi mungkin perlu diberikan cairan intravena. Jika diduga terjadi infeksi diberikan antibiotik. Selama suatu serangan asma berat dilakukan pemeriksaan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah, dan pemeriksaan fungsi paru-paru dengan alat spirometer atau peak flow meter dan pemeriksaan rontgen dada.

7. Bagaimana pengaruh pengobatan asma jangka panjang?

Salah satu pengobatan asma yang paling efektif adalah inhaler yang mengandung agonis reseptor beta adrenergik. Penggunaan inhaler berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan berupa irama jantung yang tidak stabil.  Jika pemakaian inhaler bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak mampu mengurangi gejala, bisa ditambahkan inhaler corticosteroid,cromolin, atau pengubah leukotrien. Jika gejalanya menetap terutama pada malam hari juga bisa ditambahkan theophylline per-oral.

8. Bisakah serangan asma dicegah agar tidak sampai membuat repot?

Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari.  Serangan yang dipicu oleh olahraga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum berolah raga.

Artikel Lainnya :
Daya Tahan Tubuh Lemah agar Tubuh Sehat

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi :
Triani Mustika
email : triani0409@gmail.com
facebook fanpage :
https://www.facebook.com/pages/Indonesia-Sehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar